Elda Maulina

Selamat Hari Ibu

18.10 |

Selamat Hari Ibu, untuk wanita penebar senyum dan pembawa kebahagiaan.

Ibu adalah wanita dengan tangan yang paling hangat, di saat kau membutuhkan genggamannya ketika harimu terasa berat.

Ibu mempunyai pelukan ternyaman, ia akan memelukmu tanpa peduli dengan duri-duri tajam yang tertancap ditubuhmu.

Ibu mempunyai air mata sejernih mutiara, ia akan lebih keras menangis ketika kau terluka, ia akan menggantikanmu bersedih ketika kau terlalu malu untuk bilang “aku lelah”.

Ibu adalah wanita pekerja keras, membesarkan anak-anaknya dengan tangannya sendiri, menjadi kaki untuk berlari, menjadi mata ketika kita mulai buta.

Ibu lebih dari seorang pahlawan, mengerang kesakitan, berlumuran darah, dan mempertaruhkan nyawa untuk membawa kita ke dunia. Rasa sakit yang ia rasa tak pernah rela ia bagi.

Read User's Comments(0)

Baca selengkapnya »

Kita Sudah Dewasa (katanya)

03.32 |

Kita sudah dewasa, tidak lagi bermimpi menjadi superhero.

Kita sudah dewasa, tidak lagi menginginkan tiket disney land.

Kita sudah dewasa, tidak lagi menangis untuk hal yang sepele.

Read User's Comments(0)

Baca selengkapnya »

We’re accidentally in love.

00.18 |

Satu,,dua,,tiga,,saya jatuh cnta.

Empat,,lima,,enam,,saya jatuh cinta.

Read User's Comments(0)

Baca selengkapnya »

Ini tentang kisahku. Kisahku yang sedang berjuang untuk hidupku, berjuang untuk anak yang ku kandung. Aku wanita 22 tahun yang terpaksa tak melanjutkan pendidikanku, wanita yang terpaksa menjual kehormatanku. Aku wanita yang tak ada satu orangpun yang mengingat namaku, yang tak ada seorangpun yang bersedia menjadi temanku. Aku wanita yang biasa mereka panggil jalang. Ya, ini kisahku tentang kejamnya dunia.

Read User's Comments(0)

Baca selengkapnya »

Dua Titik Bintang

01.39 |

Dua titik bintang, terlihat lucu, manis, indah.
Kamu adalah dua titik bintang dihidupku. Terlihat sederhana namun begitu berarti.
Seperti dua titik bintang yang setia di langit malam, seperti dua titik bintang yang bercahaya dikegelapan. Kamu dua titik bintang itu.

Read User's Comments(0)

Baca selengkapnya »

Mereka Hanya Butuh Di Dengar (?)

06.06 |

Mereka yang seperti kita namun hidup dengan cara yang berbeda.

Mereka terlihat jelas, nyata. Mereka hanya butuh didengar? kata orang yang tidak mengerti bagaimana menakutkannya mereka. Mendengarkan mereka sama saja seperti memberikan kehidupan kita untuknya.

Mereka menakutkan dengan cara mereka yang selalu mencoba mendekati kita, berbisik halus ditelinga, dengan sengaja mengenggam tangan kita , atau bahkan mengikuti kemanapun kita pergi. Mereka berbahaya.

Dan kau tau apa yang paling berbahaya dari mereka? ketika salah satu diantaranya mulai jatuh cinta denganmu, dia tidak akan membiarkanmu begitu saja. Tidak cukup hanya dengan mengikutimu, dia juga akan terus menatapmu, menatapmu, menatapmu, bahkan saat kau tertidur sekalipun dia menatapmu.

Read User's Comments(0)

Baca selengkapnya »

#suratuntukmantan

05.29 |

#Suratuntukmantan

Ketika kau membacanya, aku sudah terbangun dari mimpiku.

Mimpi indah yang ku bangun dengan imajinasi tentangmu.

Aku menjelajahi kembali ruang di sudut hatiku.

Diruang yang sengaja tak ku isi, ku biarkan kosong berharap sang pemilik ruang akan kembali.

Read User's Comments(0)

Baca selengkapnya »

Berjuang Bersama?

05.26 |

Berjuang bersama? bukannya aku tak mau. Hanya saja, berjuang tak semudah itu. Kau akan terluka.
Berjuang itu seperti kerikil kecil didalam sepatumu, semakin kau membiarkannya semakin melukai kakimu.
Aku sudah lelah berjuang untuk hidupku, selama ini. Jadi, jangan paksa aku untuk berjuang bersamamu. Aku sungguh tidak ingin terluka untuk kesekian kalinya. Kerikil itu sudah lama aku buang.

Aku berubah? tidak. Aku masih sama seperti pertama kali kau mengenalku. Aku masih sama seperti pertama kali kau jatuh cinta denganku. Aku masih sama, ya... aku masih wanitamu.

Read User's Comments(0)

Outline Rasa dan Hujan (Terinspirasi dari kisah nyata RIna)

21.35 |

Arkya yumi naraesha nara. Yumi.

Reza ardiira adelio. Reza.

Outline:

Bukan kehilanganmu yang ku tangisi, tapi kebodohanku. Aku yang begitu bodohnya mencintaimu. Aku yang begitu bodohnya bahagia dengan luka yang kau beri. Aku yang begitu bodohnya masih menunggumu, merindukanmu.

4 tahun bukan waktu yang singkat, selama itu aku terjebak dalam skenariomu. Dan kau tau? Selama itu aku mencintaimu, ah, bahkan sampai sekarang. Masih ada.

Sungguh demi apapun aku tak ingin mencintaimu lagi. Mati-matian aku menghapus semua tentangmu, tak pernah berhasil. Aku memaksa dirikku sendiri untuk melupakan semua tentangmu,gagal.

Berkali-kali aku meyakinkan diriku bahwa kau tak pernah pantas untukku. Bagaimana mungkin aku mencintai sosok yang bukan kamu? Bagaimana mungkin hatiku bisa salah memilihmu?

Aku kalah. Aku kalah dengan diriku sendiri.

Kau menang. Aku terjebak dalam perangkapmu.

Read User's Comments(0)

Tentang Dia

01.50 |

Dia bukan malaikat tapi ketika kau melihatnya, samar-samar kau seperti melihat sayap dibalik punggungnya.
Dia bukan pengeran tapi ketika kau melihatnya, kau tiba-tiba akan membayangkan dia dengan kuda putih dan rumah kastilnya.
Dia sederhana, sesederhana dia membuatku jatuh cinta :)

Read User's Comments(2)

Untuk Ibu.

01.14 |

Untuk ibu, wanita yang membesarkanku tanpa lelah.

Untuk ibu, wanita yang berjuang demi kehidupan anaknya.

Untuk ibu, ya, tulisan ini untuk ibu.

Read User's Comments(0)

Baca selengkapnya »

Elda Maulina

Sebagian dari tulisan ini nyata sebagian hanya ilusi semata.

Tentang Rasa

Me?

Archives

Selamat Hari Ibu

Kita Sudah Dewasa (katanya)

We’re accidentally in love.

Jalang ( Part I )

Dua Titik Bintang

Mereka Hanya Butuh Di Dengar (?)

#suratuntukmantan

Berjuang Bersama?

Outline Rasa dan Hujan (Terinspirasi dari kisah nyata RIna)

Tentang Dia

Untuk Ibu.