RSS

Tentang Rasa

#suratuntukmantan

#Suratuntukmantan
Ketika kau membacanya, aku sudah terbangun dari mimpiku.
Mimpi indah yang ku bangun dengan imajinasi tentangmu.
Aku menjelajahi kembali ruang di sudut hatiku.
Diruang yang sengaja tak ku isi, ku biarkan kosong berharap sang pemilik ruang akan kembali. 


Aku mencoba merangkai kata sederhana, agar kau memahaminya.
Jadi, aku mulai dengan “apa kau bahagia?”
60 menit 7200 detik waktu yang kuperlukan hanya untuk menulis “apa kau bahagia?”
Sederhana, mungkin bagimu 3 kata itu tak berarti. Tapi tak mudah untukku, karena yang ku takutkan adalah jawaban “ya” darimu.
Jawabanku? tentu saja aku akan menjawab “tidak”.
510 hari kita habiskan untuk membangun istana, istana kecil yang hanya ada aku dan kamu.
Istana satu pintu satu kunci, aku pemilik pintu dan kau pemegang kunci.
Istana tanpa jendela, agar tak ada yang memasukinya selain kita.
510 hari aku bahagia.
Tapi kau menghancurkannya dengan membuat jendela kecil di istana kita. Penyusup itu datang dan kau biarkan. Seakan dia tamu yang kau tunggu.
Dengan jendela yang kau buat, kau keluar dari istana dan perlahan-lahan membuang kunci yang kau punya dan membiarkan pintu tetap tertutup.
90 hari sudah aku masih menunggu di balik pintu istana kita (dulu).
Aku mendengar beribu-ribu langkah mendekati pintu tapi aku tidak mendengar langkahmu.
Apa kau sudah lupa ada pintu yang kau biarkan tertutup? Yang masih dengan bodohnya berharap kau temukan kunci yang telah kau buang, membuka kembali pintu itu dan tinggal bersama denganku di istana ini.
Kau tahu aku pernah ingin menyusup ke istana kalian (kau dan dia sang penyusup).
Membawamu kembali dan menghancurkan istana itu dengan sisa tenaga yang ku punya.
Tapi, aku tak melakukannya, tepatnya aku tak bisa.
Bagaimana mungkin aku bisa menghancurkan sebuah ‘kebahagiaan’ saat aku tahu persis rasa sakit ketika ‘kebahagiaan’ itu hancur.

Sudah  130 menit 100 detik waktu yang kuhabiskan untuk menulis surat ini.
Jadi, Aku akan menutupnya dengan “kembalikan”.
Kembalikan kunci yang kau punya. Kembalikan kebahagiaanku.
Jika aku harus menunggu beratus-ratus hari lagi, aku akan menunggu.
Hanya untuk kali ini aku menunggumu, hanya untuk kehidupan saat ini.

Surat ini untukmu, raja di istana.
Dariku, (mantan) ratu di istana.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar