Elda Maulina

Ketika jatuh cinta sebegitu susah, dan terluka sebegitu mudah. Saya mencintainya seutuhnya, dia mencintai saya seperlunya.

Berulang kali berkata "jangan jatuh cinta!", serasa percuma. Saya menginginkannya setengah mati, dia menginginkan saya seadanya.

Ketika jatuh cinta begitu susah karena luka masa lalu yang masih basah, dia datang seakan membawa harapan. Saya mengharapkannya di masa depan, dia mengharapkan masa lalunya.

Ketika terluka begitu mudahnya hanya dengan mendengar "aku masih menyayanginya". Saya bangun kembali dinding dengan sisa tenaga, saya berjalan lagi dengan luka menganga.

Runtuh sudah, cinta yang saya bawa tak terlihat, saya hanya kembang api. Kembang api yang indah hanya pada waktunya. Dinikmati, dikagumi, dan dilupakan.

Ketika hati sudah tak bisa terisi,
Mencoba untuk mengetuk secara pelan, mengemis memohon, hingga mendobrak agar terbuka, percuma. Kau hanya perlahan-lahan melukai dirimu sendiri.

Ketika hati sudah tak bisa terisi,
Selucu apapun leluconmu, seharu apapun cerita sedihmu, percuma. Dia hanya menunjukkan kepalsuan.

Ketika hati sudah tak bisa terisi,
Wewangian yang selalu kau gunakan, senyum yang kau tampakkan, keindahan yang kau tunjukan, percuma. Dia bahkan tak melihatmu.

Ketika hati sudah tak bisa terisi, biarkan !
Jangan lakukan apapun, cukup biarkan.
Berjalan terus, jangan menunggu ! Karena dia tak akan peduli.