Sebuah
tamparan menjadi sarapan dipagi ini, setelah menjambak rambutku tidak
memberinya kepuasan. Dia dulu tidak begini, tidak seberingas ini, dia dulu
mencintaiku, katanya. Dia dulu pria termanis, meski tak jarang dia memukulku,
tapi dulu tak seperti ini, tak sesakit ini.
Langganan:
Postingan (Atom)