Aku tulis ini sebagai kado perpisahan.
Kamu lelaki manis dengan pelukan hangat, dengan kesabaran yang luar biasa, terima kasih.
Kamu lelaki kuat yang tak pernah mengeluh, tak pernah bosan tersenyum, terima kasih.
Tak pernah sedikitpun aku tidak bersyukur, kamu lelaki yang punya segudang cara agar aku bahagia. Terima kasih.
Kita pernah melewati waktu bersama, menguatkan ketika lemah, merangkul ketika lelah. Aku akan rindu.
Meski akhirnya kita berhenti. Atau hanya aku? Maaf untuk tidak berjuang lagi.
Kau paling tau, bagaimana mungkin aku bisa berjuang ketika ada dua nama di hatimu? Bagaimana mungkin aku bisa berjuang ketika pelukmu bukan hanya untukku, ketika waktumu telah terbagi, ketika ada dia di matamu?
Memaafkanmu teramat mudah, sangat mudah. Tapi, terima kasih untuk tidak meminta kembali. Terima kasih untuk tetap pergi, terima kasih sudah melepaskan. Aku menyerah.
Seperti katamu, aku pantas mendapatkan yang lebih baik.
Berbahagialah kamu dengan pilihanmu. Aku sayang kamu dengan semua kejahatanmu. Terima kasih.